Minggu, 19 Maret 2017

Hadi Susanto, Matematikawan muda Indonesia



Hadi Susanto, Associate Professor in Applied Mathematics di University of Essex, UK adalah seseorang yang boleh disebut sebagai salah satu matematikawan muda dunia yang berasal dari Indonesia.
Suami dari dr. Nurismawati Maghfira dan juga bapak dari tiga orang anak ini baru saja menerbitkan buku yang berjudul “TUHAN PASTI AHLI MATEMATIKA” (Agustus 2015) yang berisi tentang refleksi kecintaan penulis terhadap tuhan, kehidupan, dan ilmu yang dimilikinya. Buku tersebut bertema “Matamatika adalah titik sentral kehidupan” terdiri dari empat bab utama yang menjelasakan bahwa setiap hal yang ada dalam kehidupan tidak pernah lepas dari matematika. Hadi Susanto melihat dunia ini sepertinya tersusun dari angka angka yang dalam bayangannya seperti film “The Matrix”.
Sebelum di Essex, pada tahun 2008 Hadi Susanto sempat menjadi dosen di University of Nottingham, UK.
Hadi Susanto bisa berkiprah seperti sekarang bukan sebuah kebetulan, sejak SD sampai SMA di Lumajang dia memang sudah menyukai matematika dan menyadari bahwa dasar dari fenomena alam di sekitar bisa dirumuskan melalui matematik. Tetapi pencerahan yang sebenarnya dia dapat saat kuliah di ITB. Ketika itu ia mengikuti ceramah agama yang disampaikan dosen astronomi Mudji Raharto yang mengatakan bahwa alam semesta ini juga bisa dirumuskan dalam formulasi matematika. Itulah yang menjadi cikal bakal dia membuat tulisan di atas yang kata pengantarnya di tulis oleh Habiburrahman El-Shirazy.
Perkenalannya dengan Ustad Abik ( nama panggilan Habiburrahman El-Shiarazy ) terjadi ketika dia mendapat beasiswa program kombinasi MSc/PhD selama empat tahun di Universiteit Twente, Belanda. Mereka dipertemukan lewat pesantrenvirtual.com dan dari seringnya mereka berdiskusi di dunia maya membuatnya berkesimpulan bahwa matematika dan sastra saling berhubungan. Karena itu menurutnya untuk menikmati keindahan matematika tidak hanya diperlukan logika tapi perasaan juga, seperti dikatakan Einstein “Pure Mathematic is, in its way, the poetry of logical ideas”. Karenanya, selain menulis tentang matematika, Hadi Susanto juga menulis beberapa karya sastra berupa beberapa puisi dan cerpen.
Hadi Susanto yang lahir di Lumajang, 27 Januari 1979 ini terlahir sebagai seorang anak dari keluarga sederhana. Saat kuliah di ITB dia banyak mengalami masa sulit, dia harus bekerja sambil kuliah. Selain karena harus membiayai kebutuhannya di Bandung, dia juga harus membantu keperluan orang tuanya di Lumajang dan juga membiayai kuliah adiknya. Namun berkat kegigihannya akhirnya dia bisa menyelesaikan kuliahnya di ITB dan mendapatkan penghargaan Ganesha Prize (Mahasiswa terbaik ITB) tahun 2000.
Matematikawan muda yang karya ilmiahnya sudah banyak muncul di sejumlah jurnal internasional ini juga pernah mendapat “Visiting Assistant Professorship” selama tiga tahun di University of Massachusetts (UMass), Amhers untuk melanjutkan study post doctoral setelah menyelesaikan studinya di Twente. Menjelang selesai di UMass dia mengirimkan sejumlah aplikasi ke beberapa universitas di Amerika Serikat dan Eropa, sehingga akhirnya pada Januari 2008 dia menjadi dosen di Nottingham, UK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar